GLOBAL HISTORY — Sejak Amerika Serikat (AS) menghentikan bantuan militernya ke Ukraina, Kamis (6/3/2025) malam, pasukan Rusia melancarkan serangan besar-besaran ke Ukraina.
Serangan yang merusak infrastruktur energi dan gas Ukraina itu menambah tekanan pada Kyiv ketika Presiden AS Donald Trump berupaya mengakhiri perang dengan cepat.
Selain itu, diketahui bahwa Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sedang berusaha untuk meminta gencatan senjata udara dan laut.
Zelensky menanggapi serangan rudal yang terjadi semalam dengan mengatakan pada aplikasi perpesanan Telegram, “Langkah pertama untuk membangun perdamaian sejati seharusnya memaksa satu-satunya sumber perang ini, yakni Rusia, untuk menghentikan serangan semacam itu.”
Angkatan udara Ukraina mengatakan dalam serangan semalam, Rusia telah menembakkan 67 rudal dan 194 pesawat nirawak (drone).
Namun, Ukriana telah menembak jatuh 34 rudal dan 100 pesawat nirawak.
Pejabat daerah dari kota Kharkiv di timur laut hingga kota Ternopil di barat melaporkan kerusakan pada energi dan infrastruktur lainnya.
Delapan orang terluka di Kharkiv dan dua orang lagi, termasuk seorang anak, terluka di Poltava.
“Rusia terus melancarkan teror energi. Lagi-lagi infrastruktur energi dan gas di berbagai wilayah Ukraina menjadi sasaran serangan rudal dan pesawat nirawak besar-besaran,” kata Menteri Energi German Galuschenko, dikutip dari Reuters pada Jumat (7/3/2025).
Rusia menargetkan kota-kota Ukraina yang jauh dari garis depan setiap malam dengan pesawat nirawak.
Namun, serangan semalam adalah serangan skala besar pertama sejak penangguhan bantuan militer dan intelijen AS minggu ini.
Serangan pasukan Rusia itu menyasar sektor listrik Ukraina dengan rudal dan pesawat nirawak.
Dari serangan itu melumpuhkan sekitar setengah dari kapasitas pembangkit listrik nasional dan memaksa pemadaman listrik bergilir di berbagai titik.
Tahun ini Rusia lebih fokus pada infrastruktur untuk gas alam, yang digunakan untuk pemanas dan memasak serta oleh perusahaan industri.
“Fasilitas produksi yang menjamin produksi gas rusak. Untungnya, tidak ada korban jiwa,” kata perusahaan energi Naftogaz.
Penghentian sementara bantuan militer dan intelijen AS dapat melemahkan pertahanan udara Ukraina karena kekurangan rudal canggih untuk melacak serangan Rusia.
Sebelumnya, Zelensky dan Trump terlibat adu mulut di Ruang Oval, Gedung Putih, AS minggu lalu.
Dalam upaya untuk memperbaiki keadaan, Zelensky mengatakan pada Selasa bahwa Kyiv siap untuk datang ke meja perundingan sesegera mungkin.
Kyib juga siap bekerja di bawah kepemimpinan Trump, seraya menyebut keadaan yang telah terjadi di Washington “sungguh menyesalkan”.
Sebagai tanda lebih lanjut dari keterlibatan kembali dengan AS, Zelensky mengatakan pada Kamis malam, ia akan melakukan perjalanan ke Arab Saudi pada Senin untuk bertemu dengan Putra Mahkota Saudi Mohammed Bin Salman.
Atau menjelang pembicaraan di Saudi akhir minggu ini antara pejabat AS dan Ukraina.
SUMBER KOMPAS.COM : AS Hentikan Bantuan Militer, Pasukan Rusia Lancarkan Serangan Besar-besaran ke Ukraina